Komplek Perguruan Muhammadiyah Cabang Kebayoran Lama

SMA Muhammadiyah 18 Jakarta

PELOPOR DAN PELANGSUNG PENYEMPURNA AMANAH

Tampilkan postingan dengan label Tentang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tentang. Tampilkan semua postingan

Rabu, 21 Mei 2014

Ketua Umum PR IPM SMA Muhammadiyah 18 Jakarta

Periode 2013 - 2014
Miftahul Rizky Witjaksono
Miftahul Rizku Witjaksono
Periode 2012 - 2013
Wahyu Mulyono
Wahyu Mulyono
Periode 2011 - 2012
Ambar Savitri
Ambar Savitri
Periode 2010 - 2011
Ahmad Yasin
Ahmad Yasing
Periode 2009 - 2010
 Ricka Damayanti
Ricka Damayanti
Periode 2008 - 2009
Abdul Ramhan Hakim
Abdul Rahman Hakim
Periode 2007 - 2008 
Yuni Octavia Arifin
Yuni Octavia Arifin
Periode 2006 - 2007
Megawati
Periode 2005 - 2006

Periode 2004 - 2005

Periode 2003 - 2004
Ilham Burhanuddin
Periode 2002 - 2003
Zaenal Abidin

Periode 2001 - 2002
Maisal Putra

Periode 2000 - 2001
Renky Kurniawan

Sabtu, 17 Mei 2014

Majlis - majlis dalam Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi gerakan dakwah amal ma'ruf nahi munkar yang berlandaskan Al Qur'an dan Al Hadist. Artinya dalam pelaksanaannya Muhammadiyah menjadi penggerakan dakwah dilingkungan sekitarnya. Akan tetapi tidak hanya sampai situ saja, Muhammadiyah telah berkembang sangat pesat dan saat ini telah menjadi organisasi terbesar di Indonesia. Hal ini membuat Muhammadiyah membuat banyak percabangan organisasinya yang masing - masing memiliki peran penting tersendiri akan tetapi masih memiliki maksud dan tujuan yang sama yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi perintah ajaran Agama Islam.

Salah satu organisasi percabangan dari Muhammadiyah adalah sebuah Majlis, Majlis dalam Muhammadiyah dimaksudkan untuk membantu Muhammadiyah dalam perlaksanaan peryarikatan khususnya penyelenggara peryarikatan, program dan kegiatan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kebijakan pimpinan setempat masing - masing, saat ini Majlis dalam Muhammadiyah sebanyak 13  Majlis yaitu :


Fungsi
penyampai dakwah dalam ideologi muhammadiyah

Rencana Strategis 
Meningkatkan kuantitas dan kualitas peran Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah kemasyarakatan yang berpengaruh langsung dalam menciptakan masyarakat Islami sebagai perwujudan dari partisipasi aktif Muhammadiyah dalam pembangunan umat dan bangsa untuk mencapai tujuan Muhammadiyah.


Fungsi       
Menghidupkan trjih, tajdid, dan pemikiran Islam dalam Muhammadiyah sebagai

Rencana Strategis
Menghidupkan trjih, tajdid, dan pemikiran Islam dalam Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan yang kritis-dinamis dalam kehidupan masyarakat dan proaktif dalam menjalankan problem dan tantangan perkembangan sosial budaya dan kehidupan pada umumnya sehinggan Islam selalu menjadi sumber pemikiran, moral, dan praksis sosial di tengah kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang sangat kompleks.

Fungsi
meningkatkan mutu pendidikan di perguruan tinggi muhammadiyah


Fungsi
Meningkatkan mutu pendidikan sekolad dasar dan menengah


Fungsi
Membina dan meningkatkan pendidikan kader muhammadiyah

Rencana Strategis
Membangun kekuatan dan kualitas pelaku gerakan serta peran dan ideologi gerakan Muhammadiyah dengan mengoptimalkan sistem kaderisasi yang menyeluruh dan berorientasi ke masa depan.


Fungsi
Mensejahterahkan kesehatan masyarakat

Rencana Strategis
Mengembangkan dan memperluas kekuatan basis gerakan Muhammadiyah yang terletak pada pusat “Penolong Kesengsaraan Oemoem” sehingga menjadi tenda besar bagi pelayanan dan keberpihakan sosial Muhammadiyah secara terpadu dan lebih luas.


Fungsi
Mengembangkan kegiatan pemberdayaan serta mendorong proses transformasi sosial dalam masyarakat


Fungsi
Mentata kehartabendaan dan kekayaan sarana dan prasarana masyarakat

Rencana Strategis
Terciptanya kehidupan sosial ekonomi umat yang berkualitas sebagai benteng atas problem kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan pada masyarakat bawah melalui berbagai program yang dikembangkan Muhammadiyah.


Fungsi
Meningkatkan kehidupan ekonomi yang berkualitas


Fungsi
Mengembangkan budaya pustaka dan infomasi yang modern


Fungsi
Pengkajian hukum dan HAM 


Fungsi
Memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat


Fungsi
Menyadarkan dan memberdayakan lingkungan dikalangan masyarakat






Sabtu, 26 April 2014

Yuk lihat wajah para pengurus IPM.SMA Muhammadiyah 18 Jakarta

Mungkin sebagian teman - temang penasaran dengan wajah wajah para pengurus yang cantil dan ganteng - ganteng yang pastinya tetep akan terus setia berjuang di IPM, semoga saja hal itu sesuai dengan kenyataan sebenarnya, walaupun tidak begitu banyak tapi setidaknya dapat membawa nama IPM dipandang lebih baik baik dari antar sekolah maupun antar organisasi, oke kita langsung aja masuk Dimulai dari pembina kita ya

Kamis, 24 April 2014

Daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Berikut adalah daftar ketua umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang telah memberikan baktinya kepada pelajar di Negeri Indonesia ini.

1. Herman Helmi Farid Ma'ruf ( Periode 1961 - 1966 )
2. Muhammad Wiryam Hasan ( Periode 1966 - 1969 ) Muktamar ke I
3. Muhsin Sulaiman ( Periode 1969 - 1972 ) Muktamar ke II
4. Abdul Somad Karim ( Periode 1972 - 1975 ) Muktamar ke III
5. Gararuddin ( Periode 1975 - 1978 ) Muktamar ke IV
6. Asnawi Syarbini ( Periode 1978 - 1983 ) Muktamar ke V
7. Masyhari Makhasi ( Periode 1983 - 1986 ) Muktamar ke VI
8. Khairuddin Bashori ( Periode 1986 - 1989 ) Muktamar ke VII
9. Muhammad Jamaluddin Ahmad ( Periode 1990 - 1993 ) Muktamar ke VIII
10. Athaillah Ahmad Latief ( Periode 1993 - 1995 ) Muktamar IX
11. Izzul Muslimin ( Periode 1995 - 1998 ) Muktamar ke X
12. Taufiqurrahman ( Periode 1998 - 2000 ) Muktamar ke XI
13. Raja Juli Antoni ( Periode 2000 - 2002 ) Muktamar ke XII
14. Munawar Khalil ( Periode 2002 - 2004 ) Muktamar ke XIII
15. Imam Ahmad Mujadid Rais ( Periode 2004 - 2006 ) Muktamar ke XIV
16. Moh. Mudzakkir ( Periode 2006 - 2008 ) Muktamar ke XV
17. Deni Wahyudi Kurniawan ( Periode 2008 - 2010 ) Muktamar ke XVI
18. Slamet Nur Achmad Effeny digantikan oleh Danik Eka Rahmaningtiyas ( Periode 2010 - 2012 ) Muktamar ke XVII

19. Fida 'Afif ( Periode 2012 - 2014 ) Muktamar ke XVIII

Jumat, 14 Maret 2014

Bidang -bidang dalam PR.IPM.SMAM 18 Jakarta

 
Bidang Pengkaderan
Bidang KDI ( Kajian Dakwah Islam )


Bidang PIP ( Pengkajian Ilmu Pengetahuan )


Bidang ASBO ( Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga )






Kamis, 13 Maret 2014

Mengenal Muhammadiyah lebih dalam

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Latar belakang KH Ahmad Dahlan memilih nama Muhammadiyah  yang pada masa itu sangat asing bagi telinga masyarakat umum adalah untuk memancing rasa ingin tahu dari masyarakat, sehingga ada celah untuk memberikan penjelasan dan keterangan seluas-luasnya tentang agama Islam sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW.

Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu’allimin _khusus laki-laki, yang bertempat di Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu’allimaat Muhammadiyah_khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta).

Muhammadiyah secara etimologis berarti pengikut nabi Muhammad, karena berasal dari kata Muhammad, kemudian mendapatkan ya nisbiyah, sedangkan secara terminologi berarti gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid, bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah. Berkaitan dengan latar belakang berdirinya Muhammadiyah secara garis besar faktor penyebabnya adalah pertama, faktor subyektif adalah hasil pendalaman KH. Ahmad Dahlan terhadap al-Qur’an dalam menelaah, membahas dan mengkaji kandungan isinya. Kedua, faktor obyektif  di mana dapat dilihat secara internal dan eksternal. Secara internal ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagiab besar umat Islam Indonesia.

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Dengan mengemban misi gerakan tersebut Muhammadiyah dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan Agama Islam menjadi rahmatan lil-’alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.

Visi Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar di segala bidang, sehingga menjadi rahmatan li al-‘alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah swt dalam kehidupan di dunia ini. Misi Muhammadiyah adalah:

(1) Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah swt yang dibawa oleh Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad saw.

(2) Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.

(3) Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.

(4) Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Lihat Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah ke-39 Muhammadiyah Sumatera Barat tahun 2005 di Kota Sawahlunto

Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah

Keinginan dari KH. Akhmad Dahlan untuk mendirikan organisasi yang dapat dijadikan sebagai alat perjuangnan dan da’wah untuk nenegakan amar ma’ruf nahyi munkar yang bersumber pada Al-Qur’an, surat Al-Imron:104 dan surat Al-ma’un sebagai sumber dari gerakan sosial praktis untuk mewujudkan gerakan tauhid.

Ketidak murnian ajaran islam yang dipahami oleh sebagian umat islam Indonesia, sebagai bentuk adaptasi tidak tuntas antara tradisi islam dan tradisi lokal nusantara dalam awal bermuatan faham animisme dan dinamisme. Sehingga dalam prakteknya umat islam di indonesia memperlihatkan hal-hal yang bertentangan dengan prinsif-prinsif ajaran islam, terutama yang berhubuaan dengan prinsif akidah islam yag menolak segala bentuk kemusyrikan, taqlid, bid’ah, dan khurafat. Sehingga pemurnian ajaran menjadi piliha mutlak bagi umat islamm Indonesia.

Keterbelakangan umat islam indonesia dalam segi kehidupan menjadi sumber keprihatinan untuk mencarikan solusi agar dapat keluar menjadi keterbelakangan. Keterbelakangan umat islam dalam dunia pendidikan menjadi sumber utama keterbelakangan dalam peradaban. Pesantren tidak bisa selamanya dianggap menjadi sumber lahirnya generasi baru muda islam yang berpikir moderen. Kesejarteraan umat islam akan tetap berada dibawah garis kemiskinan jika kebodohan masih melengkupi umat islam indonesia.

Maraknya kristenisasi di indonesia sebegai efek domino dari imperalisme Eropa ke dunia timur yang mayoritas beragama islam. Proyek kristenisasi satu paket dengan proyek imperialalisme dan modernisasi bangsa Eropa, selain keinginan untuk memperluas daerah koloni untuk memasarkan produk-produk hasil refolusi industeri yang melada erofa.

Imperialisme Eropa tidak hanya membonceng gerilya gerejawan dan para penginjil untuk menyampaikan ’ajaran jesus’ untuk menyapa umat manusia diseluruh dunia untuk ’mengikuti’ ajaran jesus. Tetapi juga membawa angin modernisasi yang sedang melanda erofa. Modernisasi yang terhembus melalui model pendidikan barat (belanda) di indonesia mengusung paham-paham yang melahirkan moernisasi erofa, seperti sekularisme, individualisme, liberalisme dan rasionalisme. Jika penetrasi itu tidak dihentikan maka akan terlahir generasi baru islam yang rasionaltetapi liberal dan sekuler.

1.        Faktor Internal

Faktir internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri umat islam sendiri yang tercermin dalam dua hal, yaitu sikap beragama dan sistem pendidikan islam.

Sikap beragama umat islam saat itu pada umumnya belum dapat dikatakan sebagai sikap beragama yang rasional. Sirik, taklid, dan bid’ah masih menyelubungai kehidupan umat islam, terutama dalam lingkungan kraton, dimana kebudayaan hindu telah jauh tertanam. Sikap beragama yang demikian bukanlah terbentuk secara tiba-tiba pada awal abad ke 20 itu, tetapi merupakan warisan yang berakar jauh pada masa terjadinya proses islamisasi beberapa abad sebelumnya. Seperti diketahui proses islamisasi di indonesia sangat di pengaruhi oleh dua hal, yaitu Tasawuf/Tarekat dan mazhab fikih, dan dalam proses tersebut para pedagang dan kaum sifi memegang peranan yag sangat penting. Melalui merekalah islam dapat menjangkau daerah-daerah hampir diseluruh nusantara ini.

2.        Faktor eksernal

Faktor lain yang melatarbelakangi lahirnya pemikiran Muhammadiah adalah faktor yang bersifat eksternal yang disebabkan oleh politik penjajahan kolonial belanda. Faktor tersebut antara lain tanpak dalam system pendidikan kolonial serta usaha kearah westrnisasi dan kristenisasi.

Pendidikan kolonial dikelola oleh pemerintah kolonial untuk anak-anak bumi putra, ataupun yang diserahkan kepada misi and zending Kristen dengan bantuan financial dari pemerintah belanda. Pendidikan demikian pada awal abad ke 20 telah meyebar dibeberapa kota, sejak dari pendidikan dasar sampai atas, yang terdiri dari lembaga pendidikan guru dan sekolah kejuruan. Adanya lembaga pendidikan colonial terdapatlah dua macam pendidikan diawal abad 20, yaitu pendidikan islam tradisional dan pendideikan colonial. Kedua jenis pendidikan ini dibedakan, bukan hanya dari segi tujuan yang ingin dicapai, tetapi juga dari kurikulumnya.

Pendidikan kolonial melarang masuknya pelajaran agama dalam sekolah-sekolah colonial, dan dalan artian ini orang menilai pendidikan colonial sebagai pendidikan yang bersifat sekuler, disamping sebagai peyebar kebudayaan barat. Dengan corak pendidikan yang demikian pemerintah colonial tidak hanya menginginkan lahirnya golongan pribumi yang terdidik, tetapi juga berkebudayaan barat. Hal ini merupakan salah satu sisi politik etis yang disebut politik asisiasi yang pada hakekatnya tidak lain dari usaha westernisasi yang bertujuan menarik penduduk asli Indonesia kedalam orbit kebudayaan barat. Dari lembaga pendidikan ini lahirlah golongan intlektual yang biasanya memuja barat dan menyudutkan tradisi nenekmoyang serta kurang menghargai islam, agama yang dianutnya. Hal ini agaknya wajar, karena mereka lebih dikenalkan dengan ilmu-ilmu dan kebudayaan barat yang sekuler  anpa mengimbanginya dengan pendidiakan agama konsumsi moral dan jiwanya. Sikap umat yang demikianlah tankanya yang dimaksud sebagai ancaman dan tantangan bagi islam diawal abad ke 20.

Sumber

Minggu, 09 Februari 2014

Mengenal Organisasi Otonom Muhammadiyah


Dalam pelaksanaan kehidupan berorganisasi, Muhammadiyah memiliki banyak metode metode yang beragam salah satunya dengan membuat organisasi otonom, Organisasi Otonom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasan, diberi hak dan kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga Persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah.

Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah sebagai badan yang mempunyai otonomi dalam mengatur rumah tangga sendiri mempunyai jaringan struktur sebagaimana halnya dengan Muhammadiyah, mulai dari tingka pusat, tingkat propinsi, tingkat kabupaten, tingkat kecamatan, tingkat desa, dan kelompok-kelompok atau jama’ah – jama’ah.
Ortom Muhammmadiyah dibentuk di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1.       Mempunyai fungsi khusus dalam Persyarikatan Muhammadiyah
2.       Mampunyai Potensi dan ruang lingkup nasional
3.       Merupakan kepentingan Persyarikatan Muhammadiyah
Pembentukan Ortom Muhammadiyah ditetapkan oleh Tanwir Muhammadiyah (Lembaga Permusyawaratan Tertinggi setelah Muktamar Muhammadiyah) dan dilaksanakan dengan Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Adapun tujuan pembentukan Ortom Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
1.       Efisiensi dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah
2.       Pengembangan Persyarikatan Muhammadiyah
3.       Dinamika Persyarikatan Muhammadiyah
4.       Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Dalam kedudukannya sebagai organisasi otonom yang mempunyai kewenangan mengatur rumah tangga sendiri, Ortom Muhammadiyah mempunyai hak dan kewajiban dalam Persyarikatan Muhammadiyah ialah sebagai berikut :
1.      Melaksanakan Keputusan Persyarikatan Muhammadiyah
2.      Menjaga nama baik Persyarikatan Muhammadiyah
3.     Membina anggota-anggotanya menjadi warga dan anggota Persyarikatan Muhammadiyah ynag baik
4.     Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan sesama ortom
5.     Melaporkan kegiatan-kegiatannya kepada pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah
6. Menyalurkan anggota-anggotanya dalam kegiatan gerak dan amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya
Adapun hak yang dimiliki oleh Ortom Muhammadiyah ialah sebgai berikut :
1.      Mengelola urusan kepentingan, aktivitas dan amal usaha yang dilakukan organisasi otonomnya
2.       Berhubungan dengan organisasi/ Badan lain di luar Persyarikatan Muhammadiyah
3.       Memberi saran kepada Persyarikatan Muhammadiyah baik diminta atau atas kemauan sendiri
4.       Mengusahakan dan mengelola keuangan sendiri

Ortom dalam Persyarikatan Muhammadiyah mempunyai karakteristik dan spesifikasi bidang tertentu. Adapun Ortom dalam Persyarikatan Muhammadiyah yang sudah ada ialah sebagai berikut :
1.       Aisyiyah
2.       Pemuda Muhammadiyah
3.       Nasyiyatul Aisyiyah
4.       Ikatan Pelajar Muhammadiyah
5.       Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
6.       Tapak Suci Putra Muhammadiyah
7.       Hizbul Wathan

Rabu, 01 Januari 2014

Struktur Organisasi PR.IPM.SMAM 18 JKT Periode 2013 - 2014


Kami Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah SMA Muhammadiyah 18 Jakarta Periode 2013 - 2014 memiliki struktur organisasi, sebagai berikut :

Pembina Ranting :
Ayahanda Mahfudz, S.Pdi.
Ayahanda Sudarmanto, S.Pd.

Ketua Umum : Mifthul Rizky Witjaksono
Ketua Pengkaderan : Wahyu Adi Putra
Ketua KDI : Imam Ghifary
Ketua PIP : Annisa Yulita
Ketua ASBO : Muhammad Alfaritsi Nuur Islami

Kamis, 28 November 2013

Visi Misi IPM

Visi : Terwujudnya pelajar muslim yang berilmu, berahlak mulia dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai - nilai Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar benarnya.

Misi : 
  • Memperjuangkan nilai - nilai Islam sebagai Rahmatan lil Alamin
  • Meningkatkan kapasitas kepemimpinan pelajar Muslim melalui kaderisasi, pendamping dan advokasi
  • Meninngkatkan Kesadaran Pelajar tentang ilmu pengetahuan, keterampilan dan teknologi
  • Mengembangkan Potensi Pelajar Muslim guna membentuk masyarakat Muslim yang sebenarnya