Komplek Perguruan Muhammadiyah Cabang Kebayoran Lama

SMA Muhammadiyah 18 Jakarta

PELOPOR DAN PELANGSUNG PENYEMPURNA AMANAH

Jumat, 08 Agustus 2014

Daftar anggota baru kepengurusan sementara 2014

Alhamdulillah pada saat ini kita kembali dibanjiri oleh anggota - anggota baru para kader IPM yang mau bergabung dalam upaya ikhtiar di kepengurusan dan keperiodean 2013 - 2014 ini, semoga semakin banyak dan berkualitas, amin, berikut adalah daftar namanya :

Kelas X-1

1. Ahmad Tegar Al Qarani
2. Andi Zulkarnain
3. Indah Diana
4. Juliana Citra Dewi
5. Muhammad Nur Cholid
6. Muhammad Yudha Maulana
7. Nurul Lita Fitri
8. Panji Brata Hidayat
9. Soleh Prasetyo
10. Tsabita Fadwa
11. Zahra Nadifa Maulani

Kelas X-2

1. Azra Mawaddah Aulia
2. Canya Mutiara Sukma
3. Dinda Ayu Rizkia
4. Farhan Dwi Cahyo
5. Fashara Zahra Diandra
6. Intan Permata Sari
7. Lazuardi Mozaiky Hilas
8. Muhammad Ridwan Fadillah
9. Muhammad Soleh
10. Sarah Sechrin
11. Tara Sania
12. Tiara Maharani
13. Vidya Novella
14. Zulaika Rahayu

Kelas X-3

1. Intan Khumaeroh Fatin
2. Muhammad Rio Adi Purwanto
3. Rizky Feriana
4. Sekar Amanah Nitami
5. Siska Febriyani
6. Yulia Risma Safitri

Senin, 04 Agustus 2014

Download berkas berkas softcopy IPM

Dalam keseharian organisasi IPM selalu erat dengan hal yang bernama administrasi, hal inilah yang membuat IPM adalah organisasi yang tertib administrasi, dalam file download yang kami sediakan nanti temen - temen disitu akan melihat diantaranya ada format Amplop, blangko, cover, Data Anggota, Kop Surat, List, LPJ, Proposal, Surat (lengkap), Tanda Bukti, Tartib, Time Schedule, famplet, dll. 


Sekian, semoga bermanfaat.

Senin, 28 Juli 2014

Selamat Idul Fitri 1435 H.

Sebulan penuh tak terasa kita diperintahkan oleh Allah untuk menjaga nafsu kita dan saat ini kita berada dalam sebuah hari dimana kita merayakan kemenangan karena kita telah berjuang untuk melawan diri kita sendiri.

Dalam hal ini kami segenap keluarga besar Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah SMA Muhammadiyah 18 Jakarta turut mengucapkan taqaballalahu minna wa minkum minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin ya semua.


Dan dalam hal ini juga kami juga turut mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar - besarnya kepada semua pengurus dan semua pihak yang sering terlibat dalam kegiatan - kegiatan IPM ini, semoga apa kita lakukan dinilai ibadah oleh Allah. Amin

Dan yang terakhir jangan lupa ya kalo kita masuk kembali kesekolah tanggal 6 Agustus 2014, ayo kita keluarkan semangat kita untuk kembali belajar menuntut Ilmu.

Selasa, 15 Juli 2014

FORTASI 2014 Sukses, anggota IPM bertambah

Ucapan Syukur Alhamdulillah senantiasa mengiringi kami selaku panitia dari FORTASI 2014, kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelenggaraan FORTASI 2014 ini terkhususnya pada Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kebayoran Lama. Dengan diresmikan tutupnya FORTASI oleh Ayahanda Abu Chaeri selaku ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kebayoran Lama pada hari Selasa 15 Juli 2014 mengartikan bahwa kini peserta FORTASI telah resmi menjadi para Pelajar Muhammadiyah dan Anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah.


Selama berlangsungnya FORTASI 2014 ini juga diharapkan membuat keakraban antara kakak kelas dari masing masing ranting dengan adik - adik peserta didik baru, kegiatan yang diselenggarakan setiap tahunnya ini juga berjalan dengan baik dan mendapat respon positif dari berbagai pihak, dalam hal ini juga diberitahukan bahwa jumlah siswa/i baru SMA Muhammadiyah 18 Jakarta saat ini adalah 126 orang.

Sabtu, 12 Juli 2014

DOWNLOAD NAMETAG PESERTA FORTASI 2014 DISINI

Peserta FORTASI diharapkan mengambil nametag yang telah kami sediakan dengan mengunduhnya dari sini, ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

NOTE: Jangan mengubah size dan ukuran gambar

Setelah unduhan selesai buka filenya
Print dengan kertas berukuran A4
Setelah diprint pertebal dan tempel nametag dengan kertas kardus 

Isi Identitas kamu dan Tempel foto berukuran 3 X 4

Foto yang kamu tempel bertema kebebasan kamu setelah lulus dari SMP

Setelah ditempel, gunakan gantungan untuk nametagmu

Minggu, 06 Juli 2014

Pandangan Muhammadiyah mengenai Pilpres 2014

Saat ini Indonesia tengah ramai - ramainya dengan pemilihan presiden terutama media saat ini, hal ini menimbulkan semakin banyaknya isu yang berkembang disejumlah masyarakat, diantaranya adalah mengenai kebaikan dan keburukan calon presiden dan calon wakil presiden kita, padahal berita tersebut belum tentu benar adanya.


Selain itu dengan memanasnya kampanye antara kedua capres dan cawarpres juga menimbulkan banyaknya pengelompokan yang terjadi di kalangan masyarakat, hal inilah yang harus ditindak lebih lanjut karena akan berdampak buruk bagi Indonesia.

Seiring dengan berlangsungnya kampanye pilpres Muhammadiyah memiliki pandangan tersendiri mengenai pilpres 2014, dalam pandangan Muhammadiyah menanggapi pilpres ini akhirnya Muhammadiyah mengeluarkan "Maklumat Kebangsaan Dalam Menghadapi Pemilihan Presiden 2014", maklumat bernomor 03/MLM/I.0/B/2014 ini berisikan tentang pandangan - pandangan Muhammadiyah dalam menghadapi pilpres, poin - poin penting lainnya diantaranya adalah mengenai kriteria - kriteria pemimpin yaitu sebagai berikut:

  1. Berjiwa Relijius, taat beribadah dan berintegritas tinggi, sejalan antara kata dan perilaku
  2. Memiliki Visi dan karakter kuat sebagai negarawan, yang mampu membangun solidaritas kebangsaan, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara diatas diri sendiri, partai politik, dan kroni.
  3. Berani mengambil keputusan strategis dalam memecahkan masalah - masalah krusial bangsa dengan tetap menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian yang adil dan beradab.
  4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, tegas dalam melakukan permberantasan korupsi, penegakkan hukum, serta penyelamatan asset dan kekayaan negara.
  5. Menjaga kewibawaan dan kedaulatan nasional dari berbagai ancaman dari dalam dan di luar negeri.
  6. Memiliki strategi perubahan yang membawa pada kemajuan bangsa
  7. Berkomitmen terhadap aspirasi politik umat islam dan mewujudkan Indonesia yang berkemajuan.

Jumat, 27 Juni 2014

Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1435 H pada 28 Juni 2014 M

Alhamdulillah kita sampai saat ini masih diberikan nikmat untuk bisa merasakan kembali bulan suci Ramadhan 1435, seperti yang kita tahu di Indonesia saat ini, ketika menjelang memasuki bulan Ramadhan, para ulama dan masyarakat melakukan pemantauan hilal akan tetapi Muhammadiyah tidak melakukan pengamatan tersebut melainkan menggunakan metode Hisab hakiki, yaitu berupa perhitungan yang berpatokan pada pergerakan benda - benda langit khususnya Matahari dan Bulan.

Tidak hanya hanya pemantauan hilal, setiap tahunnya Indonesia selalu diramaikan dengan berita tentang keputusan sidang isbat yang dilakukan oleh Majlis Ulama Indonesia, sidang tersebut untuk menyepakati kapan jatuhnya 1 Ramadhan setelah hasil pemantauan dikawasan seluruh Indonesia tersebut dilakukan, hal yang paling sering kita dengar adalah Muhammadiyah selalu tidak hadir dalam sidang Isbat tersebut, Muhammadiyah mengatakan bahwa sidang tersebut hanya buang - buang waktu padahal Muhammadiyah selalu diundang dalam sidang tersebut, akan tetapi kemarin tepatnya tanggal 27 Juni 2014 sangat langka kita lihat bahwa Muhammadiyah hadir dalam sidang tersebut bahkan yang menjadi pewakilnya adalah Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sendiri yaitu Prof.Dr. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, MA.

Namun hadirnya Muhammadiyah dalam sidang tersebut tetap memegang asumsi bahwa jatuhnya 1 Ramadhan 1435 H adalah pada tanggal 28 Juni  2014, keputusan ini telah ditetapkan dalam MAKLUMAT Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 02 tahun 2014, keputusan ini berdasarkan hasil perhitungan hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal oleh Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, keputusan ini telah ditetapkan pada tanggal 2 Mei 2014.


Hadirnya Muhammadiyah dalam sidang tersebut juga dimaksudkan untuk menjalin tali persaudaraan antar umat beragama di Indonesia, dan dalam hal ini Muhammadiyah juga mengapresiasikan Pemerintah dalam menetapkan 1 Ramadhan 2014 yaitu pada tanggal 29 Juni 2014, keputusan tersebut disepakati karena tidak terlihatnya wujud hilal berdasarkan metode rukyat yaitu pemantauan.

Perbedaan yang terjadi saat ini bukanlah suatu bentuk perpecahan dalam umat beragama, namun perbedaan ini adalah suatu keberagaman bahwa berbeda beda namun tetap satu jua, yang terpenting adalah kita hidup untuk mengesakan Allah dan menjadi khalifah yang baik di muka bumi, semoga tujuan itu senantiasa kita tanamkan dalam diri kita masing - masing. Amin

Minggu, 22 Juni 2014

Pemandu dan Instruktur untuk FORTASI SMA Muhammadiyah 18 Jakarta


Alhamdulillah dalam hal ini, kami Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah SMA Muhammadiyah 18 Jakarta telah melaksanakan Latihan Inti Pemandu dan Instruktur dan dengan telah terlaksanakan itulah kami telah mendapatkan kaka pemandu dan instruktur untuk menyambut tahun ajaran baru ini. beberapa diantaranya adalah:

 PEMANDU

1. Amiril Tarmuan
2. Imam Ghifary Arifin
3. Amatul Ghofur
4. Nur Kamila
5. Imran
6. Muhammad Niko Yulmi Koto
7. Meigita Putri Saraswati
8. Thifal Aulia

INSTRUKTUR

1. Miftahul Rizky Witjaksono
2. Wahyu Adi Putra
3. Muhammad Alfaritsi Nuur Islami
4. Siti Nurhalizah
5. Normania Sari
6. Fathi Syuhada
7. Destria Ramadhanty Noer
8. Drio Ary Santosa

Itulah Kaka kaka pemandu dan instruktur dari Ranting SMA Muhammadiyah 18 Jakarta tahun 2014.

Rabu, 21 Mei 2014

Ketua Umum PR IPM SMA Muhammadiyah 18 Jakarta

Periode 2013 - 2014
Miftahul Rizky Witjaksono
Miftahul Rizku Witjaksono
Periode 2012 - 2013
Wahyu Mulyono
Wahyu Mulyono
Periode 2011 - 2012
Ambar Savitri
Ambar Savitri
Periode 2010 - 2011
Ahmad Yasin
Ahmad Yasing
Periode 2009 - 2010
 Ricka Damayanti
Ricka Damayanti
Periode 2008 - 2009
Abdul Ramhan Hakim
Abdul Rahman Hakim
Periode 2007 - 2008 
Yuni Octavia Arifin
Yuni Octavia Arifin
Periode 2006 - 2007
Megawati
Periode 2005 - 2006

Periode 2004 - 2005

Periode 2003 - 2004
Ilham Burhanuddin
Periode 2002 - 2003
Zaenal Abidin

Periode 2001 - 2002
Maisal Putra

Periode 2000 - 2001
Renky Kurniawan

Sabtu, 17 Mei 2014

Majlis - majlis dalam Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi gerakan dakwah amal ma'ruf nahi munkar yang berlandaskan Al Qur'an dan Al Hadist. Artinya dalam pelaksanaannya Muhammadiyah menjadi penggerakan dakwah dilingkungan sekitarnya. Akan tetapi tidak hanya sampai situ saja, Muhammadiyah telah berkembang sangat pesat dan saat ini telah menjadi organisasi terbesar di Indonesia. Hal ini membuat Muhammadiyah membuat banyak percabangan organisasinya yang masing - masing memiliki peran penting tersendiri akan tetapi masih memiliki maksud dan tujuan yang sama yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi perintah ajaran Agama Islam.

Salah satu organisasi percabangan dari Muhammadiyah adalah sebuah Majlis, Majlis dalam Muhammadiyah dimaksudkan untuk membantu Muhammadiyah dalam perlaksanaan peryarikatan khususnya penyelenggara peryarikatan, program dan kegiatan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kebijakan pimpinan setempat masing - masing, saat ini Majlis dalam Muhammadiyah sebanyak 13  Majlis yaitu :


Fungsi
penyampai dakwah dalam ideologi muhammadiyah

Rencana Strategis 
Meningkatkan kuantitas dan kualitas peran Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah kemasyarakatan yang berpengaruh langsung dalam menciptakan masyarakat Islami sebagai perwujudan dari partisipasi aktif Muhammadiyah dalam pembangunan umat dan bangsa untuk mencapai tujuan Muhammadiyah.


Fungsi       
Menghidupkan trjih, tajdid, dan pemikiran Islam dalam Muhammadiyah sebagai

Rencana Strategis
Menghidupkan trjih, tajdid, dan pemikiran Islam dalam Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan yang kritis-dinamis dalam kehidupan masyarakat dan proaktif dalam menjalankan problem dan tantangan perkembangan sosial budaya dan kehidupan pada umumnya sehinggan Islam selalu menjadi sumber pemikiran, moral, dan praksis sosial di tengah kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang sangat kompleks.

Fungsi
meningkatkan mutu pendidikan di perguruan tinggi muhammadiyah


Fungsi
Meningkatkan mutu pendidikan sekolad dasar dan menengah


Fungsi
Membina dan meningkatkan pendidikan kader muhammadiyah

Rencana Strategis
Membangun kekuatan dan kualitas pelaku gerakan serta peran dan ideologi gerakan Muhammadiyah dengan mengoptimalkan sistem kaderisasi yang menyeluruh dan berorientasi ke masa depan.


Fungsi
Mensejahterahkan kesehatan masyarakat

Rencana Strategis
Mengembangkan dan memperluas kekuatan basis gerakan Muhammadiyah yang terletak pada pusat “Penolong Kesengsaraan Oemoem” sehingga menjadi tenda besar bagi pelayanan dan keberpihakan sosial Muhammadiyah secara terpadu dan lebih luas.


Fungsi
Mengembangkan kegiatan pemberdayaan serta mendorong proses transformasi sosial dalam masyarakat


Fungsi
Mentata kehartabendaan dan kekayaan sarana dan prasarana masyarakat

Rencana Strategis
Terciptanya kehidupan sosial ekonomi umat yang berkualitas sebagai benteng atas problem kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan pada masyarakat bawah melalui berbagai program yang dikembangkan Muhammadiyah.


Fungsi
Meningkatkan kehidupan ekonomi yang berkualitas


Fungsi
Mengembangkan budaya pustaka dan infomasi yang modern


Fungsi
Pengkajian hukum dan HAM 


Fungsi
Memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat


Fungsi
Menyadarkan dan memberdayakan lingkungan dikalangan masyarakat






Jumat, 09 Mei 2014

Latihan Public Speaking ( LPS ) menjadi kegiatan rutinitas

Berkaryanya kami dalam sekolah mengharuskan Ranting kami untuk terus memberikan hal - hal yang bermanfaat, dan dengan dasar dasar untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat itulah kami membuat agenda dari bidang Pengkaderan yaitu sebuah ajang latihan mengasah keterampilan berbicara didepan umum, Public Speaking.

Saat ini ilmu tentang Public speaking banyak sekali telah dianut oleh beberapa kalangan dan dianggapnya sebagai sebuah ilmu yang wajib dikuasai terutama untuk para aktivis organisasi, hal ini dikarenakan para aktivis organisasi diharuskan mampu tampil berbicara didepan umum yang juga menjadi salah satu kriteria para pemimpin. Dengan mempelajarinya, seseorang dapat memberikan sesuatu yang berada dalam pemikirannya kepemikiran orang lain.

Dengan adanya Public Speaking sebagai media pembelajaran dalam terampil berilmu juga menjadikan Latihan Public Speaking dapat menjadi sarana pedukung lainnya, seperti presentasi, berdakwah, berpidato dan lain - lain, maka dari itu Public Speaking menjadi ilmu yang penting karena menyangkut dalam aspek yang banyak juga.

Semoga apa yang nantinya kami buat dan berikan yaitu dengan diadakannya latihan public speaking menjadi sesuatu yang senantiasa bermanfaat dan dapat terus berkembang hingga keperiodean selanjutnya bahkan sampai dikenal oleh masyarakat sekitar sekalipun. Amien

Sabtu, 26 April 2014

Yuk lihat wajah para pengurus IPM.SMA Muhammadiyah 18 Jakarta

Mungkin sebagian teman - temang penasaran dengan wajah wajah para pengurus yang cantil dan ganteng - ganteng yang pastinya tetep akan terus setia berjuang di IPM, semoga saja hal itu sesuai dengan kenyataan sebenarnya, walaupun tidak begitu banyak tapi setidaknya dapat membawa nama IPM dipandang lebih baik baik dari antar sekolah maupun antar organisasi, oke kita langsung aja masuk Dimulai dari pembina kita ya

Kamis, 24 April 2014

Daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Berikut adalah daftar ketua umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang telah memberikan baktinya kepada pelajar di Negeri Indonesia ini.

1. Herman Helmi Farid Ma'ruf ( Periode 1961 - 1966 )
2. Muhammad Wiryam Hasan ( Periode 1966 - 1969 ) Muktamar ke I
3. Muhsin Sulaiman ( Periode 1969 - 1972 ) Muktamar ke II
4. Abdul Somad Karim ( Periode 1972 - 1975 ) Muktamar ke III
5. Gararuddin ( Periode 1975 - 1978 ) Muktamar ke IV
6. Asnawi Syarbini ( Periode 1978 - 1983 ) Muktamar ke V
7. Masyhari Makhasi ( Periode 1983 - 1986 ) Muktamar ke VI
8. Khairuddin Bashori ( Periode 1986 - 1989 ) Muktamar ke VII
9. Muhammad Jamaluddin Ahmad ( Periode 1990 - 1993 ) Muktamar ke VIII
10. Athaillah Ahmad Latief ( Periode 1993 - 1995 ) Muktamar IX
11. Izzul Muslimin ( Periode 1995 - 1998 ) Muktamar ke X
12. Taufiqurrahman ( Periode 1998 - 2000 ) Muktamar ke XI
13. Raja Juli Antoni ( Periode 2000 - 2002 ) Muktamar ke XII
14. Munawar Khalil ( Periode 2002 - 2004 ) Muktamar ke XIII
15. Imam Ahmad Mujadid Rais ( Periode 2004 - 2006 ) Muktamar ke XIV
16. Moh. Mudzakkir ( Periode 2006 - 2008 ) Muktamar ke XV
17. Deni Wahyudi Kurniawan ( Periode 2008 - 2010 ) Muktamar ke XVI
18. Slamet Nur Achmad Effeny digantikan oleh Danik Eka Rahmaningtiyas ( Periode 2010 - 2012 ) Muktamar ke XVII

19. Fida 'Afif ( Periode 2012 - 2014 ) Muktamar ke XVIII

Rabu, 23 April 2014

Bangkitkan Gerakan Pelajar Berkemajuan

Gerakan pelajar di Indonesia pada abad ke-20 memiliki peranan sentral dalam perkembangan Indonesia. Saat itu, kaum terpelajar memiliki pengaruh yang cukup signifikan baik secara intelektual, politik maupun birokratis. Ide-ide tentang kemajuan dan perubahan yang dimiliki kaum intelektual muda saat itu cukup banyak memberikan pengaruh terhadap kemajuan Indonesia. Sehingga, gerakan ini pun mendapatkan respon positif dari masyarakat yang ditandai dengan lahirnya berbagai perhimpunan semisal Budi Utomo, Jong Islameten Bond, dan gerakan reformis-modernis seperti Muhammadiyah.

Kelahiran Muhammadiyah inilah pada 1912 menjadi cikal bakal lahirnya Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, IPM berperan dalam melakukan pemurnian dan menjaga ideologi pelajar dari terpaan ideologi komunis yang marak disemaikan kala itu. Selain itu, kelahiran IPM memiliki dua posisi strategis yakni pertama, IPM sebagai aksentuator gerakan dakwah amar makruf nahi munkar Muhammadiyah di kalangan pelajar (bermuatan pada membangun kekuatan pelajar menghadapi tantangan eksternal sosial politik saat itu). Kedua, IPM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah yang dapat membawakan misi Muhammadiyah di masa yang akan datang.

Dalam perkembangannya, IPM mendapatkan begitu banyak tantangan dalam gerak langkahnya. Tantangan yang begitu berat ditemui di tahun 1992 dimana saat itu pemerintah Orde Baru melakukan represi terhadap gerakan pelajar di Indonesia, termasuk IPM yang mengharuskannya mengganti nama dari IPM menjadi IRM. Meskipun mendapatkan pertentangan dari berbagai pihak kala itu, IRM bagi sebagian kalangan dianggap sebagai blessing in disguise (rahmat yang tersembunyi). Setelah perubahan nama ini IRM dapat memperluas jaringan dan jangkauannya tidak hanya pada pelajar an sich, tetapi juga menjangkau kalangan santri, anak jalanan, dan lain-lain.

Pasca perubahan nama tersebut, muncul kesadaran IRM untuk berperan dalam mengagregasi perubahan pada tataran struktur dan sistem sosial. Sehingga saat itu, lahirlah paradigma gerakan yang disebut Gerakan Kritis Transformatif dengan tiga pondasi gerakan yakni penyadaran, pembelaan dan pemberdayaan. Manifesto gerakan inilah yang kemudian menginspirasi setiap aktivitas gerakan IRM saat itu. Hingga pada akhirnya di tahun 2008, IRM kembali merubah nama menjadi IPM setelah melewati proses dialektika yang sangat panjang.

Awalnya, perubahan nama ini dimaksudkan untuk mengembalikan posisi strategis IRM dalam sebagai sebuah gerakan sosial dan mengembalikan IRM ke “rumah”nya. Namun, dalam realitasnya setelah perubahan nama ini, dirasakan terjadi degradasi yang begitu tajam dalam konteks gerakan. Ide tentang perubahan dan kemajuan menjadi barang langka dalam tiap diskursus organisasi. Posisi strategis pelajar menjadi tergerus oleh pemikiran banyak orang bahwa pelajar hanyalah kelas sosial yang kesekian dan tidak mampu untuk menjadi subjek perubahan. Kesalahan berpikir ini kemudian menular ke dalam internal gerakan. Akhirnya muncul konsep Gerakan Pelajar Kreatif (GPK) yang digagas pada Muktamar XVII di Bantul tahun 2010 mengindikasikan upaya formalisasi posisi pelajar yang berorientasi akademik-individualistik dan menjauhkan pelajar dari realitas sosialnya.

Olehnya itu, pada momentum Muktamar XVIII ini nampaknya IPM mesti serius menyempurnakan paradigma gerakannya tidak hanya berfokus pada program-program pengembangan diri an sich tapi juga memainkan peran mengagregasi kepentingan dalam rangka perubahan struktur dan sistem sosial. Gerakan IPM mesti dikembalikan pada khittah gerakan pelajar yang seharusnya, gerakan yang memainkan posisi sentral pelajar sebagai subjek perubahan. Di sinilah IPM mesti menegaskan dirinya sebagai Gerakan Pelajar Berkemajuan (GPB).

GPB ialah gerakan pencerahan secara teologis merupakan refleksi dari nilai-nilai transendensi, liberasi, emansipasi, dan humanisasi sebagaimana terkandung dalam pesan Al-Quran Surat Ali Imran ayat 104 dan 110. GPB mengembangkan pandangan dan misi Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit awal kelahiran Muhammadiyah tahun 1912 dan IPM tahun 1961. GPB membawa ideologi kemajuan yang melahirkan pencerahan bagi kehidupan pelajar. Pencerahan (tanwir) sebagai wujud dari Islam yang berkemajuan adalah jalan Islam yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan dimana penggunaan akal pikiran dan ilmu pengetahuan sebagai instrumen kemajuan, Sehingga GPB berorientasi pada pencerdasan, pemberdayaan dan pembebasan, penjelasannya sebagai berikut:

a.      Pencerdasan

Pencerdasan adalah upaya perubahan sosial melalui proses dialog yang mencerdaskan dalam rangka mengentaskan kesalahan-kesalahan berpikir yang selama ini menelikung para pelajar. Karena, mustahil ada perubahan ke arah yang benar kalau kesalahan berpikir masih menjebak benak pelajar. Strategi persuasif-reedukatif ini dijalankan lewat pembentukan sikap, opini dan pandangan pelajar mengenai realitas sosial yang timpang di sekitarnya. Oleh karena itu, posisi idea; pandangan hidup, pandangan dunia dan nilai-nilai memiliki posisi yang sentral. Karena, penyebab utama perubahan adalah idea (ilmu). Idea memberikan banyak pengaruh terhadap perkembangan masyarakat sebagaimana Al-Qur’an yang melakukan perubahan sosial lewat idea.
Upaya pencerdasan diarahkan pada kesadaran bahwa pelajar sebagai manusia dapat mempengaruhi perubahan sosial sehingga lahirlah kepribadian inovatif. Kepribadian yang memandang realitas dengan kritis, memiliki rasa ingin tahu/keterbukaan (inquisitive mind) dan melahirkan kritik, mempertanyakan tentang dirinya dengan realitas dunia sekitarnya dan keterlibatannya dalam mengubahnya menjadi lebih baik.

b.      Pemberdayaan

Pemberdayaan lahir dari hubungan tanpa dominasi antara orang yang akan melakukan pemberdayaan dan kaum pelajar. Hubungan tanpa dominasi terwujud dari sikap dialogis dalam hubungan dan komunikasi. Dialogis disertai dengan sikap kerendahan hati. Dialog sendiri merupakan perjumpaan diantara manusia dengan perantara dunia dan realitas. Hematnya, pemberdayaan melibatkan trilogi antara dua manusia: pelaku pemberdayaan dan kaum pelajar yang dipertemukan dalam perantara dunia realitas.

Pemberdayaan sendiri merupakan suatu bentuk pengorganisasian sumber daya untuk melakukan perubahan, dengan mensyaratkan adanya sikap partisipatoris (sekaligus terlibat sebagai peserta) pelaku pemberdayaan dengan kaum pelajar. Ketentuan selanjutnya adalah kesamaan ide dan opini mengenai realitas yang akan membantu mendorong keterlibatan kolektif dalam perjuangan untuk perubahan kondisi yang lebih baik.

c.       Pembebasan

Islam sejatinya merupakan agama pembebasan. Kebenaran ini dapat ditemui dalam konsep Tauhid sebagai inti ajaran Islam yang mengandung dimensi pembebasan. Pembebasan yang dimaksud di sini adalah dupaya yang terintegrasi dan terkoordinir dalam rangka membebaskan kaum pelajar yang dari segala bentuk penindasan (intelektual), yang terlemahkan dalam pikiran dan termarjinalisasikan secara personal, kultural dan struktural dalam bingkai teologi transformatif Muhammadiyah, yakni teologi Al-Ma’un.

Pembebasan dilakukan lewat proses keterlibatan secara langsung dalam upaya mewujudkan transformasi sosial. Keterlibatan ini dilakukan lewat proses mengagregasi kepentingan melalui pembentukan suatu program kebijakan yang didasarkan atas serangkaian kepentingan dan pandangan yang dipahami oleh IPM; serta mengartikulasikan kepentingan, dengan mengekspresikan dan mempublikasikan berbagai kebijakan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi kebijakan stake holder (pemegang otoritas).

Dari ketiga karakteristik gerakan yang disebutkan di atas, menegaskan bahwa Ikatan Pelajar Muhammadiyah merupakan Gerakan Pelajar Berkemajuan. GPB membawa misi pencerahan dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang menjadi tujuan Muhammadiyah. Dimana di dalam masyarakat terdiri dari pribadi pelajar muslim yang sebenar-benarnya.

Sabtu, 22 Maret 2014

Muhammadiyah tidak melarang pacaran, initlah Fatwanya

Pacaran” dalam kamus bahasa Indonesia mempunyai beberapa arti (Purwodarminto, 1976) :
  1. Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan, bersuka-sukaan mencapai apa yang disenangi mereka.
  2. Pacaran berarti “bergendak” yang sama artinya dengan berkencan atau berpasangan untuk berzina.
  3. Pacaran berarti berteman dan saling menjajaki kemungkinan untuk mencari jodoh berupa suami atau istri.
     
Pacaran menurut arti pertama dan kedua jelas dilarang oleh agama Islam, berdasarkan nash:
a. Allah berfirman:
وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً ( الإسراء: 32)
 
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”
b. Hadits:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِي اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ وَلاَ تُسَافِرَنَّ امْرَأَةٌ إِلاَّ وَمَعَهَا مَحْرَمٌ ( رواه البخاري: 2784 , مسلم: 2391)
Dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw berkhutbah, ia berkata: Jangan sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan kecuali beserta ada mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan musafir kecuali beserta ada mahramnya” (muttafaq alaihi)
Perkawinan merupakan sunnah Rasulullah dengan arti bahwa suatu perbuatan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah agar kaum muslimin melakukannya. Orang yang anti perkawinan dicela oleh Rasulullah, berdasarkan hadits:
عن أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال: لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي * (رواه البخاري: 4675, مسلم: 2487)
 
Dari Anas ra. Bahwasanya Nabi saw berkata: …tetapi aku, sesungguhnya aku salat, tidur, berbuka dan mengawini perempuan, maka barangsiapa yang benci sunnahku maka ia bukanlah dari golonganku”
Pada umumnya suatu perkawinan terjadi setelah melalui beberapa proses, yaitu proses sebelum terjadi akad nikah, proses akad nikah dan proses setelah terjadi akad nikah. Proses sebelum terjadi akad nikah melalui beberapa tahap, yaitu tahap penjajakan, tahap peminangan dan tahap pertunangan. Tahap penjajakan mungkin dilakukan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan atau sebaliknya, atau pihak keluarga masing-masing. Rasulullah memerintahkan agar pihak-pihak yang melakukan perkawinan melihat atau mengetahui calon jodoh yang akan dinikahinya, berdasarkan hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ مِنَ اْلأَنْصَارِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي تَزَوَّجْتُ امْرَأَةً فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلاَ نَظَرْتَ إِلَيْهَا فَإِنَّ فِي أَعْيُنِ اْلأَنْصَارِ شَيْئًا ( رواه النسائ: 3194, إبن ماجه و الترمذي)
Dari Abu Hurairah ra ia berkata: berkata seorang laki-laki sesungguhnya ia telah meminang seorang permpuan Anshar, maka berkata Rasulullah kepadanya: “Apakah engkau telah melihatnya? Laki-laki itu menjawab: “Belum”. Berkata Rasulullah: “Pergilah dan perhatikan ia, maka sesungguhnya pada mata perempuan Anshor ada sesuatu” (HR. an-Nasa’i, Ibnu Majah, at-Tirmizi, dan dinyatakannya sebagai hadits hasan)
Rasulullah saw memerintahkan agar kaum muslimin laki-laki dan perempuan sebelum memutuskan untuk meminang calon jodohnya agar berusaha memilih jodoh yang mungkin berketurunan, sebagaimana dinyatakan pada hadits:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُ بِالْبَاءَةِ وَيَنْهَى عَنِ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيدًا وَيَقُولُ تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ إِنِّي مُكَاثِرٌ اْلأَنْبِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ *( رواه أحمد : 12152, وصححه إبن حبان )
 
Dari Anas ra. Rasulullah saw memerintahkan (kaum muslimin) agar melakukan perkawinan dan sangat melarang hidup sendirian (membujang). Dan berkata: Kawinilah olehmu wanita yang pencinta dan peranak, maka sesungguhnya aku bermegah-megah dengan banyaknya kamu di hari kiamat”
Dari kedua hadits diatas dipahami bahwa ada masa penjajakan untuk memilih calon suami atau isteri sebelum menetapkan keputusan untuk malakukan peminangan. Penjajakan ini mungkin dilakukan oleh pihak laki-laki atau pihak perempuan atau keluarga mereka. Jika dalam penjajakan ini ada pihak yang diabaikan terutama calon isteri atau calon suami maka yang bersangkutan boleh membatalkan pinangan akan perkawinan tersebut, berdasarkan hadits:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اْلأَيِّمُ أَحَقُّ بِنَفْسِهَا مِنْ وَلِيِّهَا وَالْبِكْرُ تُسْتَأْذَنُ فِي نَفْسِهَا وَإِذْنُهَا صُمَاتُهَا قَالَ نَعَمْ * ( رواه مسلم: 2545, البخاري: 4741)
Dari Ibnu Abbas, ra, bahwasanya Rasululah saw bersabda: Orang yang tidak mempunyai jodoh lebih berhak terhadap (perkawinan) dirinya dibanding walinya, dan gadis dimintakan perintah untuk perkawinannya dan (tanda) persetujuannya ialah diamnya” (muttafaq alaih) 
Dan hadits:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ جَارِيَةً بِكْرًا أَتَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَتْ أَنَّ أَبَاهَا زَوَّجَهَا وَهِيَ كَارِهَةٌ فَخَيَّرَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ( رواه أبوداود: 1794, أحمد: 2340, إبن ماجه: 1865)
 
Dari Ibnu Abbas ra, sesungguhnya jariah seorang gadis datang menghadap rasulullah saw dan menyampaikan bahwa bapaknya telah mengawinkannya dengan seorang laki-laki, sedang ia tidak menyukainya. Maka Rsulullah saw menyuruhnya untuk memilih (apakah menerima atau tidak)”. (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan ad-Daraquthni)
Masa penjajakan ini dapat disamakan dengan masa pacaran menurut pengertian ketiga di atas. Setelah masa pacaran dilanjutkan dengan masa meminang, jika peminangan diterima maka jarak antara masa peminangan dan masa pelaksanaan akad nikah disebut masa pertunangan. Pada masa pertunangan ini masing-masing pihak harus menjaga diri mereka masing-masing karena hukum hubungan mereka sama dengan hubungan orang-orang yang belum terikat dengan akad nikah.
 
Rasulullah saw memberi tuntunan bagi orang yang dalam masa pacaran atau dalam masa petunangan sebagi berikut:
  1. Pada masa pacaran atau masa pertunangan antara mereka yang bertunangan dan pacaran adalah seperti hubungan orang-orang yang tidak ada hubungan mahram atau belum melaksanakan akad nikah, karena itu mereka harus:
  1. Memelihara matanya agar tidak melihat aurat pacar atau tunangannya, begitu pula wanita atau laki-laki yang lain. Melihat saja dilarang tentu lebih dilarang lagi merabanya.
  2. Memelihara kehormatannya atau kemaluannya agar tidak mendekati perbuatan zina.
  1. Untuk menjaga ‘a’ dan ‘b’ dianjurkan sering melakukan puasa-puasa sunat, kerena melakukan puasa itu merupakan perisai baginya. Hal diatas dipahami dari hadits:
عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ قَالَ لَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ * (رواه مسلم: 2486, البخاري: 1772)
Dari Ibnu Mas’ud ra berkata, Rasulullah saw mengatakan kepada kami: Hai sekalian pemuda, barang siapa diantara kamu yang telah sanggup melaksanakan akad nikah, hendaklah melaksanakannya. Maka sesungguhnya melakukan akad nikah itu (dapat) menjaga pandangan dan memlihar farj (kemaluan), dan barangsiapa yang belum sanggup hendaklah ia berpuasa (sunat), maka sesunguhnya puasa itu perisai baginya” (muttafaq alaih)
 
Kesimpulannya adalah Muhammadiyah menetapkan bahwa pacaran itu tidak haram, hanya saja mengindikasikan bahwa harus diadakannya pacaran islamiyah.

Rabu, 19 Maret 2014

Agenda rutin Kultum mulai diintensifkan


Kehidupan berorganisasi khususnya Muhammadiyah selalu memberikan sebuah ultimatum yang membawa kepada kebaikan, kebaikan tersebut diberikan dengan banyak cara salah satunya dengan pengamalan pengamalan yang disisipkan dalam suatu kegiatan salah satunya dalam SMA Muhammadiyah 18 Jakarta.

Satu tahun lalu agenda kultum antar kelas yang menjadi rutinitas ini masih belum dicetuskan oleh beberapa pihak, dalam hal ini agenda kultum juga belum sempat terpikirkan oleh kami selaku pimpinan IPM, kemudia menjelang tahun ajaran baru yaitu kurikulum 2013 inilah, sebuah perencanaan muncul yaitu dengan membuat agenda rutin yang nantinya akan diselenggarakan sehabis shalat dzuhur berjamaah.

Awalnya agenda ini hanya terselenggarakan oleh kami selaku pimpinan ranting, artinya kami menjadi media dakwah dan sebagai penceramah, kemudia seiring berjalannya agenda ini, kemudia mulai adanya pendapat oleh sejumlah pihak yaitu menjadikan kegiatan ini diperuntukan untuk siswa/i SMA Muhammadiyah 18 jakarta.
Sejak munculnya perencanaan tersebut dan mulai diterapkan akhirnya kegiatan rutin tersebut mulai digemari beberapa kelas, karena agenda tersebut adalah pergiliran kelas, maksudnya adalah masing - masing kelas memberikan perwakilan kelas untuk kultum seusai shalat dzuhur berjamaah, perwakilan kelas masing masing kelas adalah empat orang dan setiap hari diisi oleh satu orang penceramah.

Setelah rutinnya agenda tersebut munculah beberapa saran dari PCM dan Majlis yaitu untuk mengkreasikan lebih lanjut agenda tersebut pada tahun ajaran berikutnya, pengkreasian tersebut adalah dengan membuat kultum 3 bahasa yaitu, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Semoga saja perencanaan berikutnya dalam terealisasikan dengan baik sehingga menciptakan Anggota IPM semakin berilmu dan terampil.

Jumat, 14 Maret 2014

Bidang -bidang dalam PR.IPM.SMAM 18 Jakarta

 
Bidang Pengkaderan
Bidang KDI ( Kajian Dakwah Islam )


Bidang PIP ( Pengkajian Ilmu Pengetahuan )


Bidang ASBO ( Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga )






Kamis, 13 Maret 2014

Mengenal Muhammadiyah lebih dalam

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Latar belakang KH Ahmad Dahlan memilih nama Muhammadiyah  yang pada masa itu sangat asing bagi telinga masyarakat umum adalah untuk memancing rasa ingin tahu dari masyarakat, sehingga ada celah untuk memberikan penjelasan dan keterangan seluas-luasnya tentang agama Islam sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW.

Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu’allimin _khusus laki-laki, yang bertempat di Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu’allimaat Muhammadiyah_khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta).

Muhammadiyah secara etimologis berarti pengikut nabi Muhammad, karena berasal dari kata Muhammad, kemudian mendapatkan ya nisbiyah, sedangkan secara terminologi berarti gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid, bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah. Berkaitan dengan latar belakang berdirinya Muhammadiyah secara garis besar faktor penyebabnya adalah pertama, faktor subyektif adalah hasil pendalaman KH. Ahmad Dahlan terhadap al-Qur’an dalam menelaah, membahas dan mengkaji kandungan isinya. Kedua, faktor obyektif  di mana dapat dilihat secara internal dan eksternal. Secara internal ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagiab besar umat Islam Indonesia.

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Dengan mengemban misi gerakan tersebut Muhammadiyah dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan Agama Islam menjadi rahmatan lil-’alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.

Visi Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar di segala bidang, sehingga menjadi rahmatan li al-‘alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah swt dalam kehidupan di dunia ini. Misi Muhammadiyah adalah:

(1) Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah swt yang dibawa oleh Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad saw.

(2) Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.

(3) Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.

(4) Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Lihat Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah ke-39 Muhammadiyah Sumatera Barat tahun 2005 di Kota Sawahlunto

Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah

Keinginan dari KH. Akhmad Dahlan untuk mendirikan organisasi yang dapat dijadikan sebagai alat perjuangnan dan da’wah untuk nenegakan amar ma’ruf nahyi munkar yang bersumber pada Al-Qur’an, surat Al-Imron:104 dan surat Al-ma’un sebagai sumber dari gerakan sosial praktis untuk mewujudkan gerakan tauhid.

Ketidak murnian ajaran islam yang dipahami oleh sebagian umat islam Indonesia, sebagai bentuk adaptasi tidak tuntas antara tradisi islam dan tradisi lokal nusantara dalam awal bermuatan faham animisme dan dinamisme. Sehingga dalam prakteknya umat islam di indonesia memperlihatkan hal-hal yang bertentangan dengan prinsif-prinsif ajaran islam, terutama yang berhubuaan dengan prinsif akidah islam yag menolak segala bentuk kemusyrikan, taqlid, bid’ah, dan khurafat. Sehingga pemurnian ajaran menjadi piliha mutlak bagi umat islamm Indonesia.

Keterbelakangan umat islam indonesia dalam segi kehidupan menjadi sumber keprihatinan untuk mencarikan solusi agar dapat keluar menjadi keterbelakangan. Keterbelakangan umat islam dalam dunia pendidikan menjadi sumber utama keterbelakangan dalam peradaban. Pesantren tidak bisa selamanya dianggap menjadi sumber lahirnya generasi baru muda islam yang berpikir moderen. Kesejarteraan umat islam akan tetap berada dibawah garis kemiskinan jika kebodohan masih melengkupi umat islam indonesia.

Maraknya kristenisasi di indonesia sebegai efek domino dari imperalisme Eropa ke dunia timur yang mayoritas beragama islam. Proyek kristenisasi satu paket dengan proyek imperialalisme dan modernisasi bangsa Eropa, selain keinginan untuk memperluas daerah koloni untuk memasarkan produk-produk hasil refolusi industeri yang melada erofa.

Imperialisme Eropa tidak hanya membonceng gerilya gerejawan dan para penginjil untuk menyampaikan ’ajaran jesus’ untuk menyapa umat manusia diseluruh dunia untuk ’mengikuti’ ajaran jesus. Tetapi juga membawa angin modernisasi yang sedang melanda erofa. Modernisasi yang terhembus melalui model pendidikan barat (belanda) di indonesia mengusung paham-paham yang melahirkan moernisasi erofa, seperti sekularisme, individualisme, liberalisme dan rasionalisme. Jika penetrasi itu tidak dihentikan maka akan terlahir generasi baru islam yang rasionaltetapi liberal dan sekuler.

1.        Faktor Internal

Faktir internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri umat islam sendiri yang tercermin dalam dua hal, yaitu sikap beragama dan sistem pendidikan islam.

Sikap beragama umat islam saat itu pada umumnya belum dapat dikatakan sebagai sikap beragama yang rasional. Sirik, taklid, dan bid’ah masih menyelubungai kehidupan umat islam, terutama dalam lingkungan kraton, dimana kebudayaan hindu telah jauh tertanam. Sikap beragama yang demikian bukanlah terbentuk secara tiba-tiba pada awal abad ke 20 itu, tetapi merupakan warisan yang berakar jauh pada masa terjadinya proses islamisasi beberapa abad sebelumnya. Seperti diketahui proses islamisasi di indonesia sangat di pengaruhi oleh dua hal, yaitu Tasawuf/Tarekat dan mazhab fikih, dan dalam proses tersebut para pedagang dan kaum sifi memegang peranan yag sangat penting. Melalui merekalah islam dapat menjangkau daerah-daerah hampir diseluruh nusantara ini.

2.        Faktor eksernal

Faktor lain yang melatarbelakangi lahirnya pemikiran Muhammadiah adalah faktor yang bersifat eksternal yang disebabkan oleh politik penjajahan kolonial belanda. Faktor tersebut antara lain tanpak dalam system pendidikan kolonial serta usaha kearah westrnisasi dan kristenisasi.

Pendidikan kolonial dikelola oleh pemerintah kolonial untuk anak-anak bumi putra, ataupun yang diserahkan kepada misi and zending Kristen dengan bantuan financial dari pemerintah belanda. Pendidikan demikian pada awal abad ke 20 telah meyebar dibeberapa kota, sejak dari pendidikan dasar sampai atas, yang terdiri dari lembaga pendidikan guru dan sekolah kejuruan. Adanya lembaga pendidikan colonial terdapatlah dua macam pendidikan diawal abad 20, yaitu pendidikan islam tradisional dan pendideikan colonial. Kedua jenis pendidikan ini dibedakan, bukan hanya dari segi tujuan yang ingin dicapai, tetapi juga dari kurikulumnya.

Pendidikan kolonial melarang masuknya pelajaran agama dalam sekolah-sekolah colonial, dan dalan artian ini orang menilai pendidikan colonial sebagai pendidikan yang bersifat sekuler, disamping sebagai peyebar kebudayaan barat. Dengan corak pendidikan yang demikian pemerintah colonial tidak hanya menginginkan lahirnya golongan pribumi yang terdidik, tetapi juga berkebudayaan barat. Hal ini merupakan salah satu sisi politik etis yang disebut politik asisiasi yang pada hakekatnya tidak lain dari usaha westernisasi yang bertujuan menarik penduduk asli Indonesia kedalam orbit kebudayaan barat. Dari lembaga pendidikan ini lahirlah golongan intlektual yang biasanya memuja barat dan menyudutkan tradisi nenekmoyang serta kurang menghargai islam, agama yang dianutnya. Hal ini agaknya wajar, karena mereka lebih dikenalkan dengan ilmu-ilmu dan kebudayaan barat yang sekuler  anpa mengimbanginya dengan pendidiakan agama konsumsi moral dan jiwanya. Sikap umat yang demikianlah tankanya yang dimaksud sebagai ancaman dan tantangan bagi islam diawal abad ke 20.

Sumber